Slidershow

Selasa, 22 November 2011

Harga Emas : Belajar Dari Krisis Financial Global 2008…

Oleh : Muhaimin Iqbal (Gerai Dinar)
Ketika krisis financial melanda dunia tahun 2008, harga emas di pasar sempat menyentuh angka US$ 1,011/Ozt (17/04/08) kemudian merosot lagi sekitar 30%-nya dalam rentang tujuh bulan kemudian - tinggal US$ 713/Ozt ( 24/10/08). Perlu waktu kurang lebih satu setengah tahun kemudian untuk harga emas mampu melebihi angka tertinggi sebelumnya, yaitu ketika harga emas menyentuh US$ 1016 /Ozt (16/09/09). Apakah pola semacam ini akan bisa berulang untuk harga emas tertinggi bulan lalu yang mencapai US$ 1,895/Ozt (05/09/11) ?.
Ada yang menyebabkan statistik sejarah berulang yaitu perilaku manusianya. Ketika di puncak krisis para pelaku pasar melihat langit seolah akan runtuh, anut grubyug mereka mencari penyelamatan aset-aset mereka pada aset riil yang dipandang aman dari krisis – salah satunya emas. Emas diburu dan dibeli orang pada harga berapa saja, maka saat itulah harga emas menjulang tinggi.
Perilaku para pengelola kebijakan ekonomi dunia juga demikian, mereka akan mengerahkan segala daya dan upaya untuk bisa memberi angin surga bagi pasar, bahwa krisis dapat ditangani, bahwa ekonomi akan segera pulih. Solusi-solusi jangka pendek-pun mereka tempuh demi untuk menghasilkan efek sentiment positif di pasar, tidak peduli bila solusi ini dalam jangka panjang akan membahayakan ekonomi itu sendiri – seperti diakui atau tidak solusi yang sering disebut Quantitative Easing atau mencetak uang dari awang-awang.
Terlepas dari efek jangka panjangnya yang menyimpan bom waktu inflasi atau bahkan hiper-inflasi, solusi jangka pendek tersebut biasanya efektif untuk meredam gejolak pasar. Untuk sementara pasar menjadi tenang dan kembali bergairah, saham dan produk-produk turunannya kembali diburu orang dan kembali anut grubyug investor dunia-pun rame-rame menjual emasnya – inilah yang membuat harga emas turun drastis untuk beberapa bulan setelah puncak tertingginya – yang identik dengan puncak krisis atau puncak kepanikan pasar.
Seperti penyakit yang hanya diobati gejalanya – tetapi bukan penyebabnya, maka krisis atau kepanikan serupa kemudian berulang dan mendorong harga emas kembali menjulang. Begitulah siklus semacam ini berulang dan relatif predictable karena perilaku kegilaan massa - madness of crowds - yang memang mudah ditebak.

Maka bila statistik perilaku pasar tersebut berulang untuk krisis yang baru lewat, harga emas sekarang yang sudah cukup rendah di pasar global masih sangat mungkin turun lagi. Bila rentang penurunun 2008 yang berulang – yang berada pada kisaran 30% tersebut diatas – bisa saja emas turun kembali ke angka US$ 1,300 –an dalam beberapa bulan ini - yaitu turun sekitar 30% dari angka tertinggi sbelumnya US$ 1,895/Ozt.
Bila ini terjadi, Anda tidak perlu panik – asal Anda tidak segera membutuhkan uang Anda – bertahanlah sampai akhir tahun depan (2012) atau awal tahun sesudahnya (2013) – karena saat itulah investasi emas Anda akan kembali menjualng nilainya. Itulah sebabnya melalui situs ini selalu tidak saya sarankan untuk menggunakan emas ini sebagai instrument spekulasi jangka pendek – Anda bisa rugi karenanya.
Meskipun statistik sejarah sangat mungkin berulang, tetapi ada juga faktor yang memungkinkan perulangan ini tidak identik dengan yang terjadi sebelumnya. Struktur pasar emas telah mengalami banyak perubahan dalam tiga tahun terakhir.

Bila tiga tahun lalu bank-bank sentral dunia plus IMF masih net sellers emas, kini bank-bank sentral menjadi net buyers dan IMF-pun sudah tidak menjual emasnya lagi. Ditambah lagi kesadaran penduduk dunia untuk mengamankan asset telah menyentuh masyarakt tingkat bawah sekalipun, China yang daya belinya terus meningkat di tengah penduduknya yang berjumlah 1. 3 milyar lebih – membuat demand emas di China sangat besar kini. Di Indonesia-pun orang sampai mengantri emas karena seolah-olah terbangun dari tidur dan sadar akan perlunya memproteksi hasil dari jerih payah kerjanya. Kini 70% demand emas datangnya dari negeri-negeri yang sedang berkembang seperti China, India, Indonesia dlsb. yang perilakunya berbeda dengan pemain pasar barat pada umumnya.

Dengan hal yang terakhir ini – yaitu struktur pasar yang berubah, ditambah kita yang ada di Indonesia membeli emas dengan Rupiah kita yang daya belinya juga terus berubah-ubah – maka bisa jadi siklus pasar yang saya uraikan diatas tidak sepenuhnya sama bagi kita. Wa Allahu A’lam

Rabu, 08 Juni 2011

Aset dan Kemakmuran Anda : Reducing, Preserving or Producing...

Dalam kaitannya dengan pengaruh terhadap dinamika kemakmuran Anda, aset-aset Anda dapat dikategorikan menjadi tiga jenis aset yaitu yang disebut Wealth Reducing Assets – aset yang justru menggerogoti kemakmuran Anda, Wealth Preserving Assets – aset yang mampu mempertahankan kemakmuran Anda, dan Wealth Producing Assets – aset yang meningkatkan kemakmuran Anda. Pengetahuan akan ketiganya akan meningkatkan kemampuan Anda mengelola aset-aset Anda secara optimal, untuk memakmurkan Anda sendiri dan orang-orang di sekitar Anda.

Mungkin Anda bertanya, kok Ada jenis aset yang justru menggerogoti kemakmuran ?. Ilustrasinya begini, bila Anda sekarang memiliki uang Rp 5,000,- uang tersebut dapat Anda belikan beras 1 kg yang dapat untuk konsumsi Anda sekeluarga dalam dua hari. Bila uang Anda tersebut tidak dibelikan beras sekarang, disimpan dengan jumlah yang sama – maka 4 tahun lagi uang yang sama tersebut hanya cukup untuk membeli 0.5 kg beras – yang hanya cukup untuk konsumsi 1 hari. Jadi dalam hal ini uang kertas yang Anda pegang/simpan saja – menjadi Wealth Reducing Asset atau aset yang mengurangi kemakmuran Anda.

Tidak hanya Rupiah, hal yang sama terjadi pada Dollar. Bila US$ 1 sekarang hampir cukup untuk membeli 1 liter bensin di pom-pom bensin asing yang kini marak di jabodetabek, lima tahun lagi uang Dollar yang sama tidak akan cukup untuk membeli 1/2 liter bensin. Jadi Dollar Anda juga termasuk kategori Wealth Reducing Asset.

Bahkan ketika Rupiah atau Dollar tersebut di depositokan dengan hasil rata-rata 7% untuk Rupiah dan 2.5 % untuk Dollar, dalam lima tahun terakhir sejak januari 2006 Rupiah dan Dollar ini tetap menjadi Wealth Reducing Assets karena pertumbuhan nilainya kalah dengan inflasi yang menurunkan daya belinya terhadap bahan pangan misalnya.

Aset jenis kedua Wealth Preserving Assets adalah aset yang sekedar mampu menjaga tingkat kemakmuran yang sama bila aset tersebut Anda pegang atau simpan. Rumah yang Anda tinggali misalnya, meskipun dalam Rupiah nilainya terus naik – tetapi tidak membuat Anda bertambah makmur – lha wong rumahnya ya tetap yang itu kok.

Contoh lain yang sangat kongkrit adalah emas atau Dinar Anda, bila Anda simpan kapanpun meski nilainya dalam Rupiah menjadi berlipat-lipat – tetap tidak akan mampu meningkatkan kemakmuran Anda. Dinar atau emas hanya akan mampu mempertahankan kemakmuran Anda – sebagai Wealth Preserving Assets – karena satu Dinar Anda tetap setara satu ekor kambing selama lebih dari 1400 tahun !.

Bila memegang Rupiah atau Dollar membuat kemakmuran berkurang, memegang emas atau Dinar membuat kemakmuran bertahan – lantas aset dalam bentuk apa yang bisa kita pegang yang membuat kemakmuran meningkat ?. Ada dua solusi untuk ini.

Pertama adalah aset-aset Anda dijadikan aset yang memang tumbuh atau bertambah secara fisik atau bertambah secara significant nilainya – sehingga mampu mengalahkan inflasi, seperti menanam pohon, memelihara kambing, memproduksi kerajinan, memproses berbagai bahan baku menjadi produk jadi yang bernilai lebih dlsb.

Kedua adalah aset Anda dijadikan modal yang terus berputar. Kalau aset Anda berputar seminggu sekali saja dengan hasil bersih 1 %, pertumbuhan aset Anda sudah akan seperti pertumbuhan asetnya Abdurahman bi ‘Auf. Jadi Aset yang digunakan untuk menumbuhkan benda riil, men-create nilai tambah atau terus berputar sebagai modal adalah aset yang akan menjadi Wealth Producing Assets – atau aset-aset yang akan meningkatkan kemakmuran Anda. Ilustrasi grafik dibawah menggambarkan hal ini secara lebih jelas.
Grafik aset Rupiah dan Dollar yang di depositokan ( apalagi yang disimpan dibawah bantal !) terus menurun daya belinya terhadap benda riil – menggunakan harga emas (= harga kambing) yang digunakan sebagai standar referensi. Emas atau Dinar sendiri berdaya beli datar/ tetap. Sedangkan asset Anda yang digunakan sebagai modal dagang a la Abdurrahman bin ‘Auf meningkat dengan pesat.

Agar kedepannya lebih banyak aset-aset Anda menjadi Wealth Producing Assets, serangkaian program telah kami perkenalkan lewat berbagai tulisan di situs ini seperti Program Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin – untuk mencetak para (calon) pengusaha yang Qowiyyun Amin, Al Tijaarah Institute – untuk menghasilkan para Abdrrahman bin ‘Auf jaman ini sampai Gold Based Capital yang akan mendorong emas atau Dinar Anda menjadi modal yang produktif.

Dengan program-program tersebut insyaAllah asset Anda bukan hanya kan meningkatkan kemakmuran Anda sendiri, tetapi juga bermanfaat untuk ikut meningkatkan kemakmuran orang lain. InsyaAllah.

Sumber :http://geraidinar.com/index.php?
Tulisan : Muhaimin Iqbal

Senin, 02 Mei 2011

Tips Agar Bisa Menabung


Bagi kebanyakan orang mungkin menabung adalah hal yang sulit. jangankan mau menabung untuk kebutuhan sehari -hari saja susah. Kadang malah menghutang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebetulnya kalo kita jeli kita bisa mengurangi pengeluaran kita dengan hanya memprioritaskan kebutuhan yang perlu dan memangkas pengeluaran yang gak penting. Dengan begitu kita punya sisa uang untuk investasi atau menabung. Memang memerlukan prinsip mengelola keuangan yang baik, tapi jika anda masih bingung harus memulai darimana, Tips berikut ini mungkin akan membantu anda agar bisa menabung.
- Klasifikasikan pengeluaran anda dengan memilahnya dari utang, kebutuhan pokok,kebutuhan skunder dan kebutuhan tertier
Utang. utang adalah hal pertama yang harus di prioritaskan. Mengapa utang ? karena utang adalah kewajiban yang akan mengganggu dan menggrogoti pendapatan anda jika tidak segera di lunasi. Utang baik utang dari cicilan barang /kendaraan atau kartu kredit biasanya menggunakan bunga, yang apabila tidak segera dilunasi maka bunga itu akan terus bertambah.
kebutuhan pokok, kebutuhan pokok/primer adalah kebutuhan yang harus kita penuhi agar kita dapat berlangsung hidup, yaitu makan, pakaian dan tempat tinggal (kontrakan).
Kebutuhan skunder, yaitu kebutuhan yang harus terpenuhi tapi masih bisa di tunda. contohnya rekreasi
kebutuhan tertier, yaitu kebutuhan yang hanya bersifat kesenangan. Kebutuhan jenis ini yang seharusnya kita bisa pangkas.
Setelah memangkas kebutuhan yang tidak perlu kita bisa tahu berapa jumlah uang yang bisa kita tabungkan.
- Sisihkan pertama kali uang anda untuk menabung. Ketika kita mendapatkan uang, pertama kali yang harus kita lakukan adalah menyisihkan uang tersebut untuk di tabung dan jangan sampai menabung dari sisa uang bulanan anda.
- Disiplin dan konsisten dengan target menabung anda. Disiplin adalah hal yang sulit, tapi buah dari kesabaran dan kedisplinan akan berbuah manis.
- Jika anda bisa kesulitan untuk disiplin, anda bisa mengikuti program tabungan autodebet dari Bank. Dalam program ini uang anda akan akan otomatis terpotong ke untuk dimasukan ke program tersebut. Banyak istilah yang digunakan seperti tabungan pendidikan, tabungan masa depan dan sebagainya.
Mungkin cara di atas sedikit membantu anda agar anda bisa menabung , akhir kata saya ucapkan selamat menabung !.

Sumber: www.firdana.com

Minggu, 13 Maret 2011

Nasehat Dari Warren Buffet, Salah Satu Orang Terkaya Di Dunia

Warren Buffett, seorang pebisnis dan investor yang ketajaman pikirannya amat luar biasa sehingga ia diibaratkan sebagai perpaduan antara fisikawan Einstein, seniman Picasso dan raja kaya raya pencipta koin emas Croesus, dalam satu tubuh.

Berikut ini adalah wawancara yang pernah ia lakukan dengan CNBC. Dalam wawancara tersebut ditemukan beberapa aspek menarik dari hidupnya :

"Anjurkan anak anda untuk berinvestasi"
Ia membeli saham pertamanya pada umur 11 tahun dan sekarang ia menyesal karena tidak memulainya dari masih muda.

"Dorong Anak Anda untuk mulai belajar berbisnis"
Ia membeli sebuah kebun yang kecil pada umur 14 tahun dengan uang tabungan yang didapatinya dari hasil mengirimkan surat kabar.

"Ia masih hidup di sebuah rumah dengan 3 kamar berukuran kecil di pusat kota Ohama, yang ia beli setelah ia menikah 50 tahun yang lalu"

"Jangan membeli apa yang tidak dibutuhkan, dan dorong Anak Anda untuk berbuat yang sama"
Ia berkata bahwa ia mempunyai segala yang ia butuhkan dalam rumah itu. Meskipun rumah itu tidak ada pagarnya.

"Jadilah apa adanya"
Ia selalu mengemudikan mobilnya seorang diri jika hendak bepergian dan ia tidak mempunyai seorang supir ataupun keamanan pribadi.

"Berhematlah"
Ia tidak pernah bepergian dengan pesawat jet pribadi, walaupun ia memiliki perusahaan pembuat pesawat jet terbesar di dunia. Berkshire Hathaway, perusahaan miliknya, memiliki 63 anak perusahaan.

"Ia hanya menuliskan satu pucuk surat setiap tahunnya kepada para CEO dalam perusahaannya, menyampaikan target yang harus diraih untuk tahun itu"

"Tugaskan pekerjaan kepada orang yang tepat"
Ia tidak pernah mengadakan rapat atau menelpon mereka secara reguler.

"Buat Tujuan yang jelas dan yakinkan mereke untuk fokus ke tujuan"
Ia hanya memberikan 2 peraturan kepada para CEOnya. Peraturan nomor satu adalah : Jangan pernah sekalipun menghabiskan uang para pemilik saham. Peraturan nomor dua : Jangan melupakan peraturan nomor satu.

"Jangan Pamer, Jadilah diri sendiri & nikmati apa yang kamu lakukan"
Ia tidak banyak bersosialisasi dengan masyarakat kalangan kelas atas. Waktu luangnya di rumah ia habiskan dengan menonton televisi sambil makan pop corn.

Bill Gates, orang terkaya di dunia bertemu dengannya untuk pertama kalinya 5 tahun yang lalu. Bill Gates pikir ia tidak memiliki keperluan yang sangat penting dengan Warren Buffet, maka ia mengatur pertemuan itu hanya selama 30 menit.

Tetapi ketika ia bertemu dengannya, pertemuan itu berlangsung selama 10 jam dan Bill Gates tertarik untuk belajar banyak dari Warren Buffet. Warren Buffet tidak pernah membawa handphone dan di meja kerjanya tidak ada komputer.


Berikut ini adalah nasihatnya untuk orang-orang yang masih muda:
Hindarilah kartu kredit dan berinvestasilah untuk diri Anda sendiri dan ingat : "Uang tidak menciptakan orang tetapi oranglah yang menciptakan uang. Hiduplah secara sederhana."

"Jangan lakukan apa yang orang lain katakan, dengarkanlah mereka, namun lakukan apa yang menurut Anda baik."

"Jangan memaksakan diri untuk memiliki barang-barang bermerk, pakailah apa yang sekiranya nyaman bagi Anda."

"Jangan memboroskan uang Anda untuk hal-hal yang tidak diperlukan, gunakanlah uang untuk membantu mereka yang kekurangan."

"Biar bagaimana pun orang lain tetap tidak dapat mengatur hidup Anda sendiri. Andalah yang mengendalikan hidup Anda sepenuhnya"

Sumber :
unikboss.blogspot.com

Sabtu, 12 Maret 2011

Tujuh Kiat Meraup Untung dari Investasi Emas


VIVAnews - Investasi emas menawarkan cara yang sangat baik bagi investor untuk menyimpan kekayaan saat ekonomi sulit. Logam emas jauh lebih stabil dibandingkan dengan investasi jenis lain.

Saat ini harga emas tengah melonjak menyusul kekhawatiran investor terhadap perekonomian Amerika Serikat. Permintaan emas terus meningkat karena investor lebih percaya diri memegang emas daripada uang tunai.

Lihat saja, dalam satu tahun terakhir, harga emas melambung hingga 30 persen. Pada September 2009, harga emas masih di bawah US$1000 per ons (28,35 gram), saat ini telah mendekati US$1.300. Bahkan ini merupakan angka tertinggi sepanjang masa.

Connell Shaun, blogger yang juga investor keuangan menulis tujuh cara berinvestasi di logam mulia ini. Tulisan ini dipublikasikan DoughRoller.net, situs perusahaan manajemen investasi dan keuangan di Amerika Serikat. Mengacu artikel tersebut, VIVANews memformulasikan kembali tips investasi emas disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.

1. Emas batangan
Investor yang berinvestasi emas akan memilih emas batangan. Emas batangan dianggap sah bila kemurniannya mencapai 22-24 karat. Di Indonesia, emas batangan bisa dibeli di PT Aneka Tambang Tbk divisi Logam Mulia maupun di Perum Pegadaian. Anda bisa bertransaksi online melalui logammulia.com atau menghubungi nomor telepon 021-299 80 900.

Emas batangan terdiri dari bermacam ukuran, mulai dari 25 gram, 50 gram, 100 gram, dan 1 kilogram. Emas dalam bentuk ini sangat cocok untuk sarana Investasi. Di mana pun kapan pun kita ingin menjualnya, nilainya tetap mengikuti standar international.

2. Emas simpanan
Anda mungkin tidak ingin menyimpan emas fisik di rumah karena risiko pencurian. Karena alasan ini, emas bisa disimpan di safety box di bank maupun yang lain. Atau bila Anda melihat bullionvault.com, perusahaan ini menyediakan transaksi emas sekaligus menyimpannya.

3. Reksa dana emas
Reksa dana emas merupakan cara lain untuk berinvestasi di logam mulia ini. Anda tak perlu benar-benar memegang fisik emas, tapi Anda bisa mengambil manfaatnya.

Reksa dana emas biasanya tidak hanya ditanamkan pada perdagangan emas fisik, tetapi juga melibatkan transaksi saham perusahaan-perusahaan tambang emas. Sebelum menentukan investasi di reksa dana ini, biaya pengelolaan, beban dana, dan nilai aktiva bersih harus dipertimbangkan.

Konsultasikan dulu dengan penasihat keuangan penyedia reksa dana. Reksa dana emas mungkin akan memberikan kestabilan dalam investasi Anda, tapi emas fisik jauh lebih stabil. Namun, di Indonesia, reksa dana emas tampaknya belum cukup populer.

4. Saham pertambangan emas
Investor yang ingin berinvestasi emas tanpa memiliki fisik logam juga dapat memilih jenis ini. Anda bisa membeli saham pada perusahaan pertambangan emas. Investor mengharapkan harga saham perusahaan pertambangan emas naik karena harga emas naik. Namun, dua peristiwa ini tidak selalu kongruen.

Investor dapat menentukan keberhasilan saham dengan memeriksa biaya biaya produksi emas versus harga emas. Jika harga emas adalah US$700 per ons dan biaya untuk memproduksi emas adalah US$300, maka profit margin tambang emas adalah US$400.

Jika harga emas meningkat 10 persen, akan ada peningkatan laba tambang emas itu sekitar 20 persen. Sebaliknya, penurunan harga juga akan menghasilkan penurunan 20 persen. Karena itu, beberapa perusahaan pertambangan emas melindungi investasi mereka dengan lindung nilai harga emas 18 bulan ke depan. Di Indonesia, salah satu emiten di tambang emas adalah PT Aneka Tambang Tbk.

5. ETF emas
Exchange Traded Fund (ETF) merupakan reksa dana yang diperdagangkan di bursa efek. Anda bisa melakukan transaksi ini dengan reksa dana yang berbasis emas. Sayangnya investasi ETF di Indonesia belum berjalan baik.

6. Emas berjangka
Emas berjangka merupakan cara lain berinvestasi emas tanpa memiliki fisik emas. Jual beli emas membutuhkan kontrak dengan jangka tertentu. Harganya juga dinyatakan dalam kontrak. Jika harga emas pada tanggal kontrak lebih tinggi dari harga emas saat kontrak dibuat, maka investor akan menghasilkan keuntungan. Namun, jika harga lebih rendah, investor akan rugi.

Berinvestasi dalam emas berjangka mungkin merupakan investasi yang berisiko, karena investor harus memprediksi gerak harga emas ke depan.

7. Perhiasan dan koin emas
Koin emas, terutama yang langka, sangat bernilai dalam investasi. Ini bukan hanya karena nilai emasnya tetapi juga karena nilai kelangkaan. Sedangkan perhiasan emas adalah cara umum investasi di logam ini. Perhiasan emas bisa Anda pilih sekaligus sebagai investasi dan gaya hidup.

Sayangnya keuntungan investasi ini sangat sedikit. Sebab ketika Anda membeli perhiasan, uang yang Anda bayarkan terdiri untuk harga emasnya, ongkos pembuatan, desain, dan merk. Sedangkan bila dijual, Anda hanya mendapatkan nilai emasnya saja. (hs)

• VIVAnews

Sabtu, 26 Februari 2011

Kambing Putih Bukan Kambing Hitam…

Ini adalah judul buku saya ke 8 yang alhamdulillah telah terbit dan akan segera tersedia di jaringan toko buku- toko buku besar di seluruh Indonesia. Meskipun dengan judul ‘kambing…’, isinya tidak sepenuhnya tentang ‘kambing’. Kambing putih dalam buku ini saya gunakan dalam dua arti sekaligus yaitu kambing putih dalam arti kiasan dan kambing putih dalam arti harfiah. Dalam arti kiasan saya gunakan untuk menggambarkan sesuatu yang berharga disekitar kita yang kita lalai mensyukurinya, sedangkan arti harfiahnya ya kambing putih itu sendiri yang secara fisik memang kita pelihara di Jonggol Farm.
Buku : Kambing Putih Bukan Kambing Hitam

Bagi pembaca tulisan-tulisan saya di situs www.geraidinar.com ; membaca buku ini seperti membaca kumpulan tulisan-tulisan saya sepanjang tahun lalu – karena memang dari sanalah mayoritas isi buku ini di compiled. Namun dengan bantuan team editor andalnya Republika Penerbit – yang dikepalai langsung oleh Presiden Direkturnya sendiri yaitu Bpk . Teuku Chairul Wisal, bahan- bahan dasar dari situs ini telah dikemas menjadi buku yang insyaallah ringan dan mudah dipahami oleh masyarakat luas.

Kambing Putih Bukan Kambing Hitam adalah cerminan kita untuk dapat melihat segala sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda. Karena kambing-pun yang selama ini selalu di nisbatkan ke hal-hal buruk seperti kambing hitam, kambing congek, kelas kambing, sumber kolesterol dlsb. ; sesungguhnya membawa begitu banyak kebaikan yang mayoritas kita mungkin tidak menyadarinya.

Dengan sudut pandang yang berbeda ini pulalah Kambing Putih Bukan Kambing Hitam insyallah bisa memberikan sumbangsih wacana yang berbeda bagi industri perkambingan, industri keuangan syariah dan bagi masyarakat luas. Bagi industri kambing sendiri, buku ini diharapkan menjadi pemicu semangat untuk menumbuhkan industri yang sangat potensial ini. Serta juga diharapkan memberikan value yang lebih tinggi dari sekedar beternak kambing. Untuk memberikan bobot teknis yang memadai di industri perkambingannya, untuk penulisan buku ini saya didampingi kepala team ahli kambing Indolaban yaitu drh. Brian Koesoema Adhie.

Untuk kontribusinya di industri investasi dan keuangan syariah; sebelum buku ini terbit ada dua tokoh ekonomi syariah nasional yang kami minta bantuannya untuk membaca terlebih dahulu dan kemudian memberikan endorsement-nya. Beliau adalah Dr. A. Riawan Amin, M.Sc (Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia – ABISINDO) dan Dr. Muhammmad Syafii Antonio, MEc, Charman Tazkia/Komite Ekonomi Nasional.

Dalam endorsemennya Pak Riawan menyatakan bahwa “Buku ini menyadarkan kita bahwa begitu banyak anugerah Allah yang belum kita maksimalkan. Salah satunya karena kita ridak menerapkan syariah dalam setiap aspek usaha kita”. Sedangkan penggalan endorsement Pak Syafii adalah “Very inspiring and provoking, Mas Muhaimin Iqbal kembali melahirkan karyanya yang genuine, inspiratif, solutif dan aplikatif. Banyak ide segar yang benar-benar ANYAR yang menyalakan obor ENTREPRENEURSHIP dengan kuat. Di dalamnya banyak tawaran-tawaran baru sebagai ganti kapitalisme….”.

Selain di toko-toko buku besar di seluruh Indonesia, buku ini bisa dipesan di situs ini dengan kontak yang sama dengan kontak GeraiDinar. Harga di GeraiDinar Rp 43,000,- ; namun bila hendak dikirim maka harganya menjadi Rp 50,000 (jabodetabek) dan Rp 60,000 diluar wilayah jabodetabek. Bisa juga dibeli dengan fasilitas m-Dinar dengan harga 0.030 Dinar (jabodetabek) dan 0.035 Dinar (di luar jabodetabek).

Bagi yang tertarik untuk mengikuti bedah bukunya, insyaAllah Anda dapat hadir pada acara Islamic Book Fair di Senayan , tanggal 12 Maret 2011 jam 13:00 sampai selesai.

Semoga buku ini bisa menjadi bagian dari ilmu yang bermanfaat bagi kami yang menulisnya, maupun Anda yang membacanya. InsyaAllah

Sumber : http://www.geraidinar.com/
Muhaimin Iqbal

Selasa, 15 Februari 2011

Investasi Emas : Koin Dinar, Emas Lantakan Atau Emas Perhiasan ?

Pertanyaan ini sering sekali sampai ke saya dalam berbagai kesempatan, Baik lewat email, kesempatan tanya jawab dalam ceramah atau bahkan banyak sekali pembeli Dinar sebelum mereka mulai membeli – mereka menanyakan dahulu masalah ini.

Ketiga-tiganya tentu memiliki kesamaan karena bahannya memang sama. Kesamaan tersebut terletak pada keunggulan investasi tiga bentuk emas ini yaitu semuanya memiliki nilai nyata (tangible), senilai benda fisiknya (intrinsic) dan dan nilai yang melekat/bawaan pada benda itu (innate). Ketiga keunggulan nilai ini tdak dimiliki oleh investasi bentuk lain seperti saham, surat berharga dan uang kertas.

Default value (nilai asal) dari investasi emas tinggi – kalau tidak ada campur tanganberbagai pihak dengan kepentingannya sendiri-sendiri otomatis nilai emas akan kembali ke nilai yang sesungguhnya – yang memang tinggi.

Sebaliknya default value (nilai) uang kertas, saham, surat berharga mendekati nol , karena kalau ada kegagalan dari pihak yang mengeluarkannya untuk menunaikan kewajibannya –uang kertas, saham dan surat berharga menjadi hanya senilai kayu bakar.

Nah sekarang sama-sama investasi emas, mana yang kita pilih ? Koin Emas, Emas Lantakan atau Perhiasan ? Disini saya berikan perbandingannya saja yang semoga objektif sehingga pembaca bisa memilih sendiri - Agar keputusan Anda tidak terpengaruh oleh pendapat saya – karena kalau pendapat saya tentu ke Dinar karena inilah yang saya masyarakatkan.
Kelebihan Dinar :
1. Memiliki sifat unit account ; mudah dijumlahkan dan dibagi. Kalau kita punya 100 Dinar – hari ini mau kita pakai 5 Dinar maka tinggal dilepas yang 5 Dinar dan di simpan yang 95 Dinar.
2. Sangat liquid untuk diperjual belikan karena kemudahan dibagi dan dijumlahkan di atas.
3. Memiliki nilai da’wah tinggi karena sosialisasi Dinar akan mendorong sosialisasi syariat Islam itu sendiri. Nishab Zakat misalnya ditentukan dengan Dinar atau Dirham - umat akan sulit menghitung zakat dengan benar apabila tidak mengetahui Dinar dan Dirham ini.
4. Nilai Jual kembali tinggi, mengikuti perkembangan harga emas internasional; hanya dengan dikurangkan biaya administrasi dan penjualan sekitar 4% dari harga pasar. Jadi kalau sepanjang tahun lalu Dinar mengalami kenaikan 31 %, maka setelah dipotong biaya 4 % tersebut hasil investasi kita masih sekitar 27%.
5. Mudah diperjual belikan sesama pengguna karena tidak ada kendala model dan ukuran.

Kelemahan Dinar :
1. Di Indonesia masih dianggap perhiasan, penjual terkena PPN 10% (Sesuai KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83/KMK.03/2002 bisa diperhitungkan secara netto antara pajak keluaran dan pajak masukan toko emas maka yang harus dibayar ‘toko emas’ penjual Dinar adalah 2%).
2. Ongkos cetak masih relatif tinggi yaitu berkisar antara 3% - 5 % dari nilai barang tergantung dari jumlah pesanan.

Kelebihan Emas Lantakan :
1. Tidak terkena PPN
2. Apabila yang kita beli dalam unit 1 kiloan – tidak terkena biaya cetak.
3. Nilai jual kembali tinggi.

Kelemahan Emas Lantakan :
1. Tidak fleksibel; kalau kita simpan emas 1 kg, kemudian kita butuhkan 10 gram untuk keperluan tunai – tidak mudah untuk dipotong. Artinya harus dijual dahulu yang 1 kg, digunakan sebagian tunai – sebagian dibelikan lagi dalam unit yang lebih kecil – maka akan ada kehilangan biaya penjualan/adiminstrasi yang beberapa kali.
2. Kalau yang kita simpan unit kecil seperti unit 1 gram, 5 gram, 10 gram – maka biaya cetaknya akan cukup tinggi.
3. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena adanya kendala ukuran. Pengguna yang butuh 100 gram, dia tidak akan tertarik membeli dari pengguna lain yang mempunyai kumpulan 10 gram-an. Pengguna yang akan menjual 100 gram tidak bisa menjual ke dua orang yang masing-masing butuh 50 gram dst.

Kelebihan Emas Perhiasan :
1. Selain untuk investasi, dapat digunakan untuk keperluan lain – dipakai sebagai perhiasan.

Kelemahan Perhaiasn :
1. Biaya produksi tinggi
2. Terkena PPN
3. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena kendala model dan ukuran.

Dari perbandingan-perbandingan tersebut, kita bisa memilih sendiri bentuk investasi emas yang mana yang paling tepat untuk kita. Wallahu A'lam

Sumber :Gerai Dinar/Muhaimin Iqbal