Sabtu, 26 Februari 2011

Kambing Putih Bukan Kambing Hitam…

Ini adalah judul buku saya ke 8 yang alhamdulillah telah terbit dan akan segera tersedia di jaringan toko buku- toko buku besar di seluruh Indonesia. Meskipun dengan judul ‘kambing…’, isinya tidak sepenuhnya tentang ‘kambing’. Kambing putih dalam buku ini saya gunakan dalam dua arti sekaligus yaitu kambing putih dalam arti kiasan dan kambing putih dalam arti harfiah. Dalam arti kiasan saya gunakan untuk menggambarkan sesuatu yang berharga disekitar kita yang kita lalai mensyukurinya, sedangkan arti harfiahnya ya kambing putih itu sendiri yang secara fisik memang kita pelihara di Jonggol Farm.
Buku : Kambing Putih Bukan Kambing Hitam

Bagi pembaca tulisan-tulisan saya di situs www.geraidinar.com ; membaca buku ini seperti membaca kumpulan tulisan-tulisan saya sepanjang tahun lalu – karena memang dari sanalah mayoritas isi buku ini di compiled. Namun dengan bantuan team editor andalnya Republika Penerbit – yang dikepalai langsung oleh Presiden Direkturnya sendiri yaitu Bpk . Teuku Chairul Wisal, bahan- bahan dasar dari situs ini telah dikemas menjadi buku yang insyaallah ringan dan mudah dipahami oleh masyarakat luas.

Kambing Putih Bukan Kambing Hitam adalah cerminan kita untuk dapat melihat segala sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda. Karena kambing-pun yang selama ini selalu di nisbatkan ke hal-hal buruk seperti kambing hitam, kambing congek, kelas kambing, sumber kolesterol dlsb. ; sesungguhnya membawa begitu banyak kebaikan yang mayoritas kita mungkin tidak menyadarinya.

Dengan sudut pandang yang berbeda ini pulalah Kambing Putih Bukan Kambing Hitam insyallah bisa memberikan sumbangsih wacana yang berbeda bagi industri perkambingan, industri keuangan syariah dan bagi masyarakat luas. Bagi industri kambing sendiri, buku ini diharapkan menjadi pemicu semangat untuk menumbuhkan industri yang sangat potensial ini. Serta juga diharapkan memberikan value yang lebih tinggi dari sekedar beternak kambing. Untuk memberikan bobot teknis yang memadai di industri perkambingannya, untuk penulisan buku ini saya didampingi kepala team ahli kambing Indolaban yaitu drh. Brian Koesoema Adhie.

Untuk kontribusinya di industri investasi dan keuangan syariah; sebelum buku ini terbit ada dua tokoh ekonomi syariah nasional yang kami minta bantuannya untuk membaca terlebih dahulu dan kemudian memberikan endorsement-nya. Beliau adalah Dr. A. Riawan Amin, M.Sc (Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia – ABISINDO) dan Dr. Muhammmad Syafii Antonio, MEc, Charman Tazkia/Komite Ekonomi Nasional.

Dalam endorsemennya Pak Riawan menyatakan bahwa “Buku ini menyadarkan kita bahwa begitu banyak anugerah Allah yang belum kita maksimalkan. Salah satunya karena kita ridak menerapkan syariah dalam setiap aspek usaha kita”. Sedangkan penggalan endorsement Pak Syafii adalah “Very inspiring and provoking, Mas Muhaimin Iqbal kembali melahirkan karyanya yang genuine, inspiratif, solutif dan aplikatif. Banyak ide segar yang benar-benar ANYAR yang menyalakan obor ENTREPRENEURSHIP dengan kuat. Di dalamnya banyak tawaran-tawaran baru sebagai ganti kapitalisme….”.

Selain di toko-toko buku besar di seluruh Indonesia, buku ini bisa dipesan di situs ini dengan kontak yang sama dengan kontak GeraiDinar. Harga di GeraiDinar Rp 43,000,- ; namun bila hendak dikirim maka harganya menjadi Rp 50,000 (jabodetabek) dan Rp 60,000 diluar wilayah jabodetabek. Bisa juga dibeli dengan fasilitas m-Dinar dengan harga 0.030 Dinar (jabodetabek) dan 0.035 Dinar (di luar jabodetabek).

Bagi yang tertarik untuk mengikuti bedah bukunya, insyaAllah Anda dapat hadir pada acara Islamic Book Fair di Senayan , tanggal 12 Maret 2011 jam 13:00 sampai selesai.

Semoga buku ini bisa menjadi bagian dari ilmu yang bermanfaat bagi kami yang menulisnya, maupun Anda yang membacanya. InsyaAllah

Sumber : http://www.geraidinar.com/
Muhaimin Iqbal

Selasa, 15 Februari 2011

Investasi Emas : Koin Dinar, Emas Lantakan Atau Emas Perhiasan ?

Pertanyaan ini sering sekali sampai ke saya dalam berbagai kesempatan, Baik lewat email, kesempatan tanya jawab dalam ceramah atau bahkan banyak sekali pembeli Dinar sebelum mereka mulai membeli – mereka menanyakan dahulu masalah ini.

Ketiga-tiganya tentu memiliki kesamaan karena bahannya memang sama. Kesamaan tersebut terletak pada keunggulan investasi tiga bentuk emas ini yaitu semuanya memiliki nilai nyata (tangible), senilai benda fisiknya (intrinsic) dan dan nilai yang melekat/bawaan pada benda itu (innate). Ketiga keunggulan nilai ini tdak dimiliki oleh investasi bentuk lain seperti saham, surat berharga dan uang kertas.

Default value (nilai asal) dari investasi emas tinggi – kalau tidak ada campur tanganberbagai pihak dengan kepentingannya sendiri-sendiri otomatis nilai emas akan kembali ke nilai yang sesungguhnya – yang memang tinggi.

Sebaliknya default value (nilai) uang kertas, saham, surat berharga mendekati nol , karena kalau ada kegagalan dari pihak yang mengeluarkannya untuk menunaikan kewajibannya –uang kertas, saham dan surat berharga menjadi hanya senilai kayu bakar.

Nah sekarang sama-sama investasi emas, mana yang kita pilih ? Koin Emas, Emas Lantakan atau Perhiasan ? Disini saya berikan perbandingannya saja yang semoga objektif sehingga pembaca bisa memilih sendiri - Agar keputusan Anda tidak terpengaruh oleh pendapat saya – karena kalau pendapat saya tentu ke Dinar karena inilah yang saya masyarakatkan.
Kelebihan Dinar :
1. Memiliki sifat unit account ; mudah dijumlahkan dan dibagi. Kalau kita punya 100 Dinar – hari ini mau kita pakai 5 Dinar maka tinggal dilepas yang 5 Dinar dan di simpan yang 95 Dinar.
2. Sangat liquid untuk diperjual belikan karena kemudahan dibagi dan dijumlahkan di atas.
3. Memiliki nilai da’wah tinggi karena sosialisasi Dinar akan mendorong sosialisasi syariat Islam itu sendiri. Nishab Zakat misalnya ditentukan dengan Dinar atau Dirham - umat akan sulit menghitung zakat dengan benar apabila tidak mengetahui Dinar dan Dirham ini.
4. Nilai Jual kembali tinggi, mengikuti perkembangan harga emas internasional; hanya dengan dikurangkan biaya administrasi dan penjualan sekitar 4% dari harga pasar. Jadi kalau sepanjang tahun lalu Dinar mengalami kenaikan 31 %, maka setelah dipotong biaya 4 % tersebut hasil investasi kita masih sekitar 27%.
5. Mudah diperjual belikan sesama pengguna karena tidak ada kendala model dan ukuran.

Kelemahan Dinar :
1. Di Indonesia masih dianggap perhiasan, penjual terkena PPN 10% (Sesuai KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83/KMK.03/2002 bisa diperhitungkan secara netto antara pajak keluaran dan pajak masukan toko emas maka yang harus dibayar ‘toko emas’ penjual Dinar adalah 2%).
2. Ongkos cetak masih relatif tinggi yaitu berkisar antara 3% - 5 % dari nilai barang tergantung dari jumlah pesanan.

Kelebihan Emas Lantakan :
1. Tidak terkena PPN
2. Apabila yang kita beli dalam unit 1 kiloan – tidak terkena biaya cetak.
3. Nilai jual kembali tinggi.

Kelemahan Emas Lantakan :
1. Tidak fleksibel; kalau kita simpan emas 1 kg, kemudian kita butuhkan 10 gram untuk keperluan tunai – tidak mudah untuk dipotong. Artinya harus dijual dahulu yang 1 kg, digunakan sebagian tunai – sebagian dibelikan lagi dalam unit yang lebih kecil – maka akan ada kehilangan biaya penjualan/adiminstrasi yang beberapa kali.
2. Kalau yang kita simpan unit kecil seperti unit 1 gram, 5 gram, 10 gram – maka biaya cetaknya akan cukup tinggi.
3. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena adanya kendala ukuran. Pengguna yang butuh 100 gram, dia tidak akan tertarik membeli dari pengguna lain yang mempunyai kumpulan 10 gram-an. Pengguna yang akan menjual 100 gram tidak bisa menjual ke dua orang yang masing-masing butuh 50 gram dst.

Kelebihan Emas Perhiasan :
1. Selain untuk investasi, dapat digunakan untuk keperluan lain – dipakai sebagai perhiasan.

Kelemahan Perhaiasn :
1. Biaya produksi tinggi
2. Terkena PPN
3. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena kendala model dan ukuran.

Dari perbandingan-perbandingan tersebut, kita bisa memilih sendiri bentuk investasi emas yang mana yang paling tepat untuk kita. Wallahu A'lam

Sumber :Gerai Dinar/Muhaimin Iqbal

Senin, 14 Februari 2011

Mari Berinvestasi

Bila Anda melakukan investasi, ada dua pilihan: melakukan investasi secara periodik, atau investasi sekali saja. Keduanya memberikan nilai investasi yang sama berarti. Tinggal Anda pilih mana yang sesuai dengan kekuatan dana yang Anda miliki.

Periodik
Bila berinvestasi secara periodik, maka ini berarti Anda melakukan investasi secara rutin. Anda bisa melakukan investasi setahun sekali, enam bulan sekali, atau bahkan sebulan sekali. Beberapa orang ada yang berinvestasi setiap satu atau dua minggu sekali. Tapi yang penting di sini adalah bahwa yang dimaksud dengan periodik adalah melakukan investasi secara rutin.

Biasanya, berinvestasi secara periodik adalah cara yang paling ampuh untuk mengejar target dana yang besar kelak. Anda tak perlu memiliki jumlah dana yang besar pada saat ini, tapi Anda cukup hanya menyisihkan sebagian kecil penghasilan Anda untuk lalu diinvestasikan ke dalam sebuah produk investasi. Lama kelamaan, Anda akan memiliki saldo investasi yang begitu besar, karena Anda juga mendapatkan bunga.

Berinvestasi secara periodik sama seperti seorang tukang bangunan yang sedang membuat dinding. Apa yang ia lakukan adalah mengambil sebuah bata, mengoleskannya dengan semen, lalu menempelkannya. Ambil lagi sebuah bata, memberikan semen, dan menempelkannya di sebelah kiri atau kanan bata yang tadi. Begitu seterusnya sampai ia bisa menyelesaikan satu lapis. Setelah itu, ia akan melanjutkannya dengan lapis kedua. Lapis kedua selesai, dilanjutkan dengan lapis ketiga. Begitu seterusnya.

Lama kelamaan, Anda akan melihat sebuah dinding. Persis seperti itulah gambarannya bila Anda berinvestasi secara periodik. Hanya bedanya, dengan berinvestasi, Anda juga mendapatkan bunga. Sementara tukang bangunan tadi, tidakmendapatkan 'bunga'. Yang ia lakukan hanyalah seperti menabung ke dalam celengan saja secara rutin. Tetapi prinsipnya sama saja: sedikit-sedikit, akan menjadi bukit.

Sekali Saja
Anda juga bisa berinvestasi sekali saja (lump sum). Artinya, Anda cukup memasukkan uang sekali saja ke dalam sebuah produk investasi. Deposito, umpamanya, Anda endapkan selama -katakanlah- sepuluh tahun. Setiap tahun, Anda akan mendapatkan bunga yang bisa ditambahkan ke uang pokok. Kemudian didepositokan lagi sehingga bunganya makin lama makin besar. Tapi, selama Anda tidak pernah menyentuhnya, sampai selama sepuluh tahun. Setelah sepuluh tahun, Anda akan memiliki jumlah dana yang sangat besar.

Berinvestasi secara lump sum persis seperti kalau Anda naik ke sebuah gunung bersalju. Dari atas, Anda ambil sekumpulan salju dengan tangan Anda, lalu membentuknya menjadi sebuah bola. Setelah itu, Anda lepaskan bola salju itu dari atas, untuk digelindingkan ke bawah. Apa yang terjadi? Dalam perjalanannya dari atas sampai bawah, bola salju itu makin lama akan makin besar. Dan pertumbuhan bola salju itu persis seperti deret ukur:

1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, 512, 1024, 2048, 4096, dan seterusnya.

Nah, seperti itulah gambarannya bila Anda berinvestasi secara lump sum.

Gunakan Hukum 72
Kapan investasi Anda berlipat menjadi dua? Kalau Anda melakukan investasi sekali saja, maka ada saatnya jumlah investasi Anda akan berlipat dua. Sebagai contoh, bila Anda menginvestasikan Rp 1 juta pada deposito yang memberikan suku bunga 12% per tahun (di-roll over setiap tahun), maka uang Rp 1 juta Anda akan berlipat dua dalam waktu enam tahun.

Cara menghitungnya adalah dengan menggunakan "Hukum 72". Bagi angka 72 dengan suku bunga (misalnya 12%) dari produk investasi Anda. Sebagai contoh: (72/12) x 1 tahun = 6 tahun.

Itulah jangka waktu yang dibutuhkan agar investasi Anda bisa berlipat dua.

Sumber :Safir Senduk/Detik.com

Kapan Nilai Investasi Berlipat Menjadi Dua? Gunakan Hukum 72

Kalau Anda melakukan investasi sekali saja, maka ada saatnya dimana jumlah investasi Anda akan berlipat dua. Sebagai contoh, bila Anda menginvestasikan Rp 1 juta pada deposito yang memberikan suku bunga 12% per tahun (di roll over setiap tahun), maka uang Rp 1 juta Anda akan berlipat dua dalam waktu enam tahun.

Cara menghitungnya adalah dengan menggunakan Hukum 72. Bagi angka 72 dengan suku bunga dari produk investasi Anda. Ini berarti:
= 72 : 12
= 6 tahun.
Itulah jangka waktu yang dibutuhkan agar investasi Anda bisa berlipat dua.

Tentunya, semakin tinggi hasil investasi Anda, maka akan semakin cepat juga investasi Anda berlipat dua. Sebagai contoh, kalau suku bunga deposito Anda adalah 24% per tahun (di roll over setiap tahun), maka uang Rp 1 juta Anda akan berlipat dua dalam waktu 3 tahun (72 : 24 = 3). Bandingkan apabila suku bunga deposito Anda cuma 12%, dimana butuh 6 tahun agar uang Rp 1 juta Anda menjadi berlipat dua.

Sumber : Safir Senduk

Langkah Membuat Situs Web Anda Menjadi Mesin Penghasil Uang

Coba bayangkan alangkah nikmatnya kalau anda bisa memiliki mesin penghasil uang. Anda tinggal duduk santai sambil menikmati teh hangat, dan mesin uang anda yang bekerja.
Jangan hanya mimpi! Jika serius, anda bisa memiliki bisnis seperti itu. Agar anda bisa mencapainya, saya tunjukkan caranya. Berikut 10 langkah menyulap situs web anda menjadi mesin penghasil uang.

  1. Temukan produk yang tepat. Kesempatan tadi bisa anda raih jika mengikuti sistem affiliate program. Anda bisa buat produk sendiri di bidang yang anda suka. Jika tidak, anda bisa sebagai reseller produk yang sudah terbukti sukses.
  2. Dapatkan web hosting dan domain. Untuk membuat situs web, anda harus memiliki web hosting dan domain. Banyak pilihan yang tersedia dengan biaya terjangkau. Anda bisa cari dengan mengetikkan “domain hosting” di search engine. Silakan baca panduan memilih web hosting berkualitas dan memilih nama domain yang memikat.
  3. Dapatkan program FTP. Selanjutnya, anda harus memiliki program FTP (File Transfer Protocol). FTP adalah salah satu yang anda perlukan saat membuat website. Beberapa software FTP seperti WS_FTP pro, smartftp, dan filezilla. Menggunakannya pun sangat mudah. Di produk SMUO yang bisa anda peroleh di www.FormulaBisnis.com, saya jelaskan dengan rinci. Saya yakin anda bisa cepat menggunakannya.
  4. Cari program untuk membuat webpage. Nah,
    langkah selanjutnya anda harus membuat webpage. Disinilah tampilan web anda ditentukan. Untuk membuatnya, ada beberapa program yang bisa anda gunakan. Seperti Frontpage dan DreamWaver.
  5. Buat squeeze page. Istilah squeeze page mungkin masih asing anda dengar. Tapi cara membuatnya tidak seasing namanya. Anda bisa membuatnya di akun autoresponder seperti di Getresponse atau Aweber. Atau bisa pula dengan software squeeze page.
  6. Dapatkan auto responder. Auto responder berguna untuk merespon automatis, melakukan email marketing, berpromosi, mengirim newsletter, dan lainnya. Semua itu sangat dibutuhkan dalam internet marketing. Saya sendiri menggunakan GetResponse.
  7. Beri informasi pada pembaca secara rutin. Agar tak putus hubungan, anda harus rajin berkomunikasi dengan pelanggan. Bisa dengan mengirimkan informasi kepada subscriber situs web lewat email. Atau bisa juga dengan mengupdate isi blog. Berdasar pengamatan saya, blog sekarang memiliki peran sentral dalam internet marketing. Tak heran, kalau blog menjadi tool wajib yang dimiliki pebisnis internet. Lebih lanjut simak kata Mas Wawan kenapa blogging itu cepat populer.
  8. Cari affiliate program yang tepat. Kalau anda berniat menjadi affiliate, anda bisa cari produk yang tepat. Bisa dengan memanfaatkan search engine, anda ketikkan “affiliate + jenis produk yang anda inginkan”. Tapi perlu waspada terhadap affiliate program yang banyak beredar. Pastikan hanya pilih affiliate program yang menguntungkan anda.
  9. Mulai mempromosikan situs web. Nah, inilah langkah terpenting yang menentukan kesuksesan bisnis internet anda: Promosi! Bisa dengan promosi gratis atau berbayar. Kalau pilih promosi berbayar, sesuaikan dengan anggaran promosi anda.
  10. Kualitas Pelayanan. Setelah pelanggan mulai berdatangan, jangan abaikan mereka. Berikan kualitas pelayanan terbaik. Jangan segan berkomunikasi dengan mereka. Sebab merekalah aset bisnis internet anda.
Menerapkan 10 langkah ini secara disiplin dan konsiten, dijamin bisnis internet anda akan tumbuh dan berkembang. Sampai akhirnya menjadi mesin uang yang terus menghasilkan passive income.

Salam ACTION!

Sumber : Joko Susilo